MAKASSAR – Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Makassar yang diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) akan dinonaktifkan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) Iqbal Andi Nadjamuddin mengatakan, penonaktifan mulai diberlakukan pada Selasa (16/7/2024) besok.
Hal ini buntut aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan siswa di sekolahnya terkait dugaan pungli Ijazah.
Iqbal menjelaskan, kebijakan itu diambil guna memastikan situasi di sekolah tidak terganggu dan aktivitas belajar mengajar siswa dapat berjalan dengan normal.
“Mungkin sementara karena ada hal-hal yang kita anggap situasional supaya ini menjadi tenang mungkin langkah yang terbaik supaya ini berjalan lancar mungkin satu dua hari ini kepala sekolah kita istirahatkan sementara, nonaktif,” kata Iqbal, Senin (15/7) malam.
Kebijakan nonaktif ini kata dia, hanya bersifat sementara sambil menunggu pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat Daerah Sulsel dapat berjalan objektif.
“Artinya dia masih tetap definitif hanya nonaktif dari tugas-tugas supaya lebih konsen ini persoalan dalam pemeriksaan. Jadi kita tunjuk pelaksana harian saja dulu supaya kondusif, iye mungkin besok paling lambat lusa karena untuk kebaikan supaya anak-anak konsen belajar,” jelasnya.
Dia mengatakan pihaknya akan menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat dan akan menindaklanjuti rekomendasi dari laporan hasil pemeriksaan tersebut.
“Tapi kita harus memberikan ruang juga dari inspektorat untuk melakukan pemeriksaan dan semua hal yang direkomendasikan dalam LHP itu kita akan laksanakan,” tandasnya.
Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh saat diperlihatkan rekaman video aksi demontrasi yang dilakukan siswa SMAN 11 Makassar, ia mengatakan bahwa pihaknya tengah mendalami masalah tersebut.
“Kami sedang mendalami secara menyeluruh mas,” kata Prof Zudan ketika dikonfirmasi.
Sebelumnya, Ketua Osis (Ketos) SMAN 11 Makassar Latifa, menyampaikan jika pihak sekolahnya juga membatasi dana ekstrakurikuler.
“Semenjak Kepsek menjabat di sekolah saya sejak dua tahun lalu, dana-dana bos itu tidak jelas artinya tidak ada transparansi, kemudian ekskulnya dibatasi anggarannya,” kata Latifa.
“Termasuk pungli juga ada dan kita tidak mengerti dikemanakan semua itu dananya,” sambungnya.
Olehnya itu, Latifa meminta agar Kepsek SMAN 11 mundur dari jabatannya.
“Jadi kita hanya mau untuk turunkan Kepsek saja, karena selama ini dana-dana ekskul yang berprestasi dan membanggakan nama sekolah itu ditahan semua,” pungkasnya.